BANDAR LAMPUNG – Sebanyak kurang lebih 12 orang Siswa/i SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung diduga Keracunan makanan, beberapa diantaranya harus dilarikan ke Rumah Sakit.
Menurut kesaksian salah seorang Wali Murid, anaknya mengalami keluhan sakit perut (Diare), mual dan panas setalah mengkonsumsi makanan yang didapat dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Ya, setalah makan dari MBG itu, anak saya mengeluh sakit perut, mual bahkan diare,” kata salah seorang Wali Murid yang enggan disebutkan identitasnya, Jum’at (29/8).
Wali Murid tersebut juga tidak menyangka bahwa program MBG pemerintah tersebut dapat membahayakan keselamatan anak murid.
“Jelas kami khawatir sekali, kami minta tolong ya ke pihak yang memasak MBG ini terkhusus ke pemerintah untuk bertanggungjawab, jangan dianggap sepeleh, ini para wali Murid udah banyak yang khawatir setelah adanya kejadian ini, anak saya ini korban nya,” ujarnya.
Kemudian, seorang Wali Murid lain yang anak nya juga mengalami hal serupa mengungkapkan keresahan, fatalnya lagi yang diduga mengalami keracunan tersebut ialah kedua anaknya.
“Kecewa pasti, kami minta pihak berwenang bertanggungjawab, ini dua anak saya mengalami keluhan yang sama,” ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, Koordinator Bidang Investigasi Front Aksi Anti Gratifikasi (FAGAS) Lampung menyatakan bahwa pihaknya mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengusut dugaan adanya keracunan makanan yang bersumber dari program MBG tersebut.
“Kita akan coba dalami, kita akan cek ke lokasi (SDN 2 Sukabumi) dan juga menelusuri dimana dapur MBG tersebut, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, sebab dapat menimbulkan bahaya dan keselamatan anak-anak Murid di sekolah sekolah,” Kata Wahyu Koordinator Bidang Investigasi FAGAS Lampung.
Sementara itu, saat dihubungi melalui Via Pesan WhatsApp pribadinya, apakah pihak sekolah akan bertanggung jawab atas insiden tersebut, Siti Patmawati selaku Kepala Sekolah SDN 2 Sukabumi mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab.
“Ya mas kami bantu,” jawab nya singkat.
Saat ditanya apakah pihak sekolah akan mengecek dapur MBG tersebut, Siti Patmawati mengatakan bahwa itu bukan wewenang pihaknya, melainkan wewenang dari Dinas Kesehatan dan BPOM.
Ia juga menjelaskan bahwa, pihaknya sebagai penerima MBG sudah melakukan konfirmasi ke pihak MBG dan instansi terkait.
Sementara saat ditanyakan siapa yang akan bertanggungjawab terhadap murid yang terdampak dan telah dirawat di Rumah sakit tersebut, WhatsApp pribadinya seketika Ceklis Satu (Tidak terkirim) dalam selisih waktu chat WhatsApp tidak lebih dari dua menit.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang didapat oleh media, diduga seorang oknum guru malah terkesan membela diri dan menyalahkan salah seorang murid, dengan mengatakan, “Maaf sebelumnya kemarin sayurnya tidak basi, karena sebelum di makan anak-anak, sudah saya coba dulu makan MBG. Mungkin si anak tidak terbiasa makan dari luar. Boleh jika si anak tidak ikut kegiatan MBG. Bawakan saja bekal dari rumah, agar saat anak-anak kegiatan makan, si Anak dapat ikut makan bersama teman-teman,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.